Mengajar
bukanlah profesi yang mudah. Untuk menjadi guru hebat melibatkan banyak
faktor, yang apabila digabungkan dengan benar, akan menghasilkan kelas
yang sangat efektif dan siswa yang produktif.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hebat” dapat diartikan: terlampau
amat sangat ( dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, dsb ). Dalam tulisan
ini yang dimaksud kata “hebat” dapat diartikan: ampuh, sangat tinggi
mutunya, terampil, memberi pengaruh besar. Dengan kata ini, yang
dimaksud guru hebat adalah guru yang memiliki kapAsitas melaksanakan
semua ciri-ciri pribadi seperti yang didifinisikan itu sehingga mampu memberi dampak sepanjang hidup pada kehidupan para siswanya.
Siswa
masuk kelas dengan beragam latar belakang, kemampuan dasar, bakat,
tantangan, dan pengalaman. Guru masuk kelas tidak boleh hanya memandang
siswanya bagai “sepotong kue” yang mudah dibuatnya dengan resep
racikannya sendiri. Upaya guru masuk kelas memerlukan pemikiran mendalam
yang terus menerus dikaji sehingga dapat menemukan cara yang tepat
untuk menghasilkan cita rasa yang sesuai dengan keinginan tiap-tiap
siswa.
Untuk menjadi “Guru Hebat”, menurut Anita Moultrie Turner dalam Recipe for Great Teaching: 11 Essential Ingradients ( 2007 )
ada sebelas bahan utama yang dapat disajikan ke dalam proses
pembelajaran di kelas yang bernilai tinggi terhadap harga tinggi
pengajaran dan profesi pengajaran. Sebelas bahan utama yang dimaksud
adalah:
(1) Rasa cinta dan kepedulian, bahan utama untuk menjadi guru hebat adalah cinta pada diri sendiri, cinta pada profesi
dan cinta terhadap siswa. Sebagai guru hebat harus berkata: :Jika saya
memberi merka kebaikan, maka saya dapat menerima kebaikan dari mereka.”
Jika siswa mengagumi guru, penghormatan segera muncul.
(2)
Komunikasi, sering terjadi proses pembelajaran di kelas bahwa guru
hanya mengajar 5 – 10 anak. Mereka bukannya 25 atau 30 atau lebih.
Sebagian besar siswa duduk bermalas-malasan dengan gelombang otak yang
tidak terarah, tidak mendengarkan atau bermain sendiri. Guru hebat harus
mengajar seluruh kelas. Guru harus dapat menciptakan situasi pada anak
malas tetapi mau menunjukkan jarinya sehingga mengalami kesuksesan.
Sehingga terjadi komunikasi yang harmonis antara guru dan siswanya. Di
samping dengan siswa, orang tua juga perlu diajak komunikasi.
(3)
Pujian dan harga diri, guru harus optimis dengan melihat sisi baik
anak, jangan sebaliknya memandang siswanya dengan pesimistis. “Anton,
kau terlambat lagi!” Kalimat ini akan menimbulkan rasa malu pada anak.
Lain halnya dengan ucapan, “Anton kemarin kamu datang tepat waktu dan
saya senang. Mulai besok datanglah dengan tepat waktu!” Mengajar dengan
menggunakan pujian-pujian secara konsisten akan menghasilkan kualitas
pembelajaran yang mengagumkan.
(4)
Hormat dan harga diri, guru sepenuhnya dapat menjadi model rasa hormat
dan harga diri selama jam sekolah. Guru harus memulai dari diri sendiri,
dengan menjadi model perilaku menghormati ketika mereka berhubungan
dengan rekan kerja dan siswa.
(5)
Lingkungan ruang kelas, ciptakan komunitas hangat dan dapat dipercaya
bagi para pembelajar. Supaya terjadi komunikasi yang jelas dan konsisten
pastikan bahwa kelas adalah milik setiap orang. Ciptakan ruang kelas
merupakan lingkungan dengan banyak penglihatan, misalnya: SI, SKL, Visi
dan Misi, Pengumuman, Contoh karya siswa, dll. Pengaturan tempat duduk
sangat berpengarauh terhadap berlangsungnya proses pembelajarn dan hasil
belajar.
(6)
Manajemen kelas, guru harus menentukan pedoman, aturan, dan prosedur
yang jelas sehingga tercipta interaksi setiap orang di kelas dengan
efektif.
(7)
Disiplin, bersikaplah adil dan konsisten. Tangani perilaku yang tak
diharapkan. Buat kontak mata langsung dengan anak sehingga anak
menganggap ada keseriusan. Gunakan kedekatan untuk menempatkan fisik
dengan siswa sehingga anak memahami perilakunya tidak pantas. Tangani
disiplin dengan tenang, lembut, dan sadar. Lakukan dulu perilaku yang
diharapkan untuk ditiru anak. Kaji ulang dengan siswa pada waktu terjadi
pelanggaran. Senantiasa konsisten dengan aturan yang dibuat.
(8)
Menyusun buku catatan, semua siswa untuk dibiasakan memiliki buku
catatan yang berisi tentang hasil kerja siswa. Hal ini diharapkapara
siswa belajar bertanggung jawab atas tugas mereka sendiri.
(9)
Ketrampilan kehidupan nyata ke dalam kurikulum, sangat penting siswa
memahami bahwa keterampilan yang mereka pelajari di sekolah harus diubah
ke keterampilan nyata yang mereka perlukan agar menjadi orang dewasa
yang sukses, sehat, dan makmur.
(10)
Kolaborasi, dalam pembelajaran perlu adanya kolaborasi antar
penyelenggara sekolah baik antar guru dengan guru, antar guru dengan
karyawan maupun guru dengan orang tua siswa. Perlu dibentuk tim untuk
mengadakan pertemuan mingguan dan bulanan, perencanaan pembelajaran,
maupun pengamatan ke kelas siswa. Guru hebat memahami pentingnya kerja
kolaborasi dengan guru lain.
(11) Penyajian,
setelah semua bahan dipersiapkan, guru siap untuk menyajikan ke dalam
meja makan pembelajaran. Kelas yang sudah dipersiapkan adalah milik
Anda. Anda memiliki kebeasan pribadi yang besar untuk memberikan
pengaruh positif pada kehidupan anak. Mengajar
merupakan profesi yang bersahaja, terhormat, dan menantang yang
mempengaruhi anak-anak, orang tua mereka, dan masyarakat mereka.
Hidup guru hebat …!
Selamat mencoba …!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar