Case Study
“Anak ku kalian harus percaya kepada diri sendiri ,kalian harus jujur karena kejujuran itu
adalah pangkal kesuksesan. Karena itu apapun yang kalian lakukan harus dapat
menghasilkan perbuatan yang bisa dipercaya,jangan sia –siakan kepercayaan orang tua kalian….,namun pada saat
pemberkasan untuk sertifikasi ,guru bersangkutan menyerahkan …beberapa data
seminar abal –abal,bahkan tanpa ikut seminar dapat sertifikat atau pada saat
membuat PTK /karya tulis meng copy –paste
karya orang lain…. Dan masih banyak
ucapan dan tindakan guru bersangkutan yang tidak sesuai dengan ajaran moral yang dikotbahkan setiap hari….saya
kira anda akan tahun sikap siswa jika guru
bersangkutan mulai kotbah…..ah teori…!
Abstract
UU nomor 20 /2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .Permendiknas nomor
22/2006 tentang Standar Isi,Permendiknas
tentang SKL ,Inpres nomor 1/2010 tentang percepatan Pelaksanaan
Prioritas pembangunan Nasional tahun 2010 menyatakan /menghendaki/memerintahkan
pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah.
Sub Kompetensi Kepribadian Guru
adalah memiliki kepribadian yang mantap dan stabil dengan indikator esensial ;bertindak sesuai norma hukum ,bertindak
sesuai norma sosial ,bangga sebagai pendidik dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma. Sedangkan sub kompetensi kepribadian yang dewasa dengan indiator esensial menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
pendidik. Sumber Direktorat Ketenagaan ,Direktorat Jenderal
Pendidikan
Applied Strategy
Sulit bagi siswa respect pada
perilaku guru yang tidak mencerminkan perbuatannya apalagi jika ucapan guru
tersebut lebih banyak unsur kotbahnya. Artinya siswa dijejali berbagai teori
moral yang siswa tidak melihat teori yang diajarkan guru bersangkutan tidak
terlihat pada perilaku siswa bahkan bertentangan dengan yang
diajarkannya/kotbah .Akibatnya siswa tidak mempercayai ajaran guru bersangkutan
bahkan dapat menimbulkan rasa tidak suka apabila anjuran perbuatan baik tidak
diiringi perbuatan nyata penganjurnya.Keadaan seperti ini tentu sering anda
temukan terjadi pada setiap orang.Namun karena guru terdapat nilai yang melekat dalam profesi dan kepribadian yakni harus menjadi teladan bagi siswa maka perbuatan ini harus dihindari…
Mengapa integritas bagi guru itu penting…
Pertama ,pembelajaran nilai moral bukan sekedar teori
Seorang guru boleh saja mengetahui berbagai teori tentang moral ,tetapi
untuk membentuk karakter siswa sesuai nilai moral yang akan ditumbuh
kembangkan tidak cukup hanya mengajarkan
nilai moral.Dibutuhkan faktor keteladanan
yang diwujudkan olah guru bersangkutan,kemampuan guru bersangkutan dalam
membawakan diri maupun bagaimana ia berhubungan dengan sesama rekan guru terutama
bagaimana berhubungan dengan siswa. Kalau
ia bersikap terlalu sok atau terlalu over acting ,maka apapun ajaran moral dengan
berbagai metode pembelajaran tidak akan pernah berhasil.
Bagi siswa yang masih membutuhkan
model pembimbing tentang dinilai moral yang dipelajari maka perilaku guru yang tidak sesuai dengan kotbah
moralnya tentu ,membuat siswa sakit hati dan enggan menjalankan anjuran gurunya.
Mengingat siswa tidak dapat merasakan pengalaman langsung yang meyakinkan dari
pelajaran moral yang telah diterimanya.kalau seorang guru dianggap tidak
konsisten dan memiliki integritas sulit bagi siswa patuh pada ajaran kebaikan
sekalipun….
Seorang guru boleh saja hapal ribuan teori moral ,namun jika hanya
mengajarkan secara teori tanpa menyesuaikan diri dengan kondisi perkembangan
psiko-sosial siswa dapat dipastikan …di tentang..!
Meskipun demikian banyak guru yang secara arogan “mengkondisikan’
/memaksakan nilai moral kepada siswa namun tidak pada dirinya… atau ada juga
guru yang beranggapan semua ajaran moral tidak bisa diajarkan lantaran moral
seluruh masyarakat bangsa ini sudah rusak…!
Tips :
Sesungguhnya ajaran moral yang efektif kalau guru tersebut menjalankan dan mendapatkan
pengalaman yang menyenangkan dari nilai yang diyakininya ,baru kemudian
mempengaruhi siswa untuk menjalankannya…!
Kedua ,keberanian memutuskan …
Keberanian memutuskan mengajarkan nilai moral kepada siswa harus
diwujudkan dengan mutu kerpribadian dan
perilaku guru bersangkutan ,sebagai sosok yang pertama kali meyakinkani akan
kemanfaatan ajaran moral yang dikuasainya/diketahuinya.Dalam pembelajaran nilai
moral yang dibutuhkan bukan teorinya tetapi pengamalannya.Seorang guru
diharapkan memiliki kemampuan berpikir imajinatif ,bagaimana jika nilai moral
yang dijalankannya dapat mewarnai dan
menginspirasi perilaku siswa disekolah dan dirumah…
Ambil contoh Jika ingin mengembangkan karakter jujur,mulai dari diri
sendiri ,seperti berani mengakui kekurangan diri sendiri,bersedia dikritik dan
selanjutnya memperbaiki kualitas diri,tidak memiliki niat ambil jalan pintas
apalagi melakukan perbuatan curang atau melakukan ‘penipuan “,copi paste karya
orang lain dsb.Sehingga ketika mengajarkan nilai moral kepada siswa tidak ada
ganjalan lagi dalam hati …bahwa anda gelisah karena belum melaksanakan atau
merasa menipu diri senidri…!
Tips
Miliki pengetahuan tentang ajaran moral sebanyak mungkin namun miliki niat anda sebagai pelaku utama yang mengamalkannya sebelum mengajarkannya
kepada siswa…..!
Seorang guru bisa saja menampilkan kesan baik baik atau mengajarkan nilai
yang baik baik namun tidak bisa menipu diri sendiri,jika tidak mengamalkannya…!
Ketiga :temukan kunci keberhasilan pendidikan karakter
Berapa banyak guru yang mengeluh tentang sulitnya proses kenaikan
jabatan,seleksi mendapatkan tunjangan/pangkat atau mengeluh tentang rendahnya prestasi belajar
siswanya.nah ,pada kondisi seperti ini guru harus menentukan skala prioritas
tindakan atau berkonsentrasi pada teori nilai
moral yang dikuasinya,seperti mengakui dengan jujur keterbatasan diri dan
segera melakukan upaya menemukan solusi. Jika tidak memiliki kemampuan menentukan
skala prioritas dalam kondisi yang rumit seperti itu guru bersangkutan bisa
melakukan cara cara instant yang bertentangan dengan nilai moral yang
diyakininya . Serta berdampak fatal tidak dipercaya peserta didik.Apalagi jika
pengetahuan tentang moral banyak dimilikinya itu sama sekali tidak dapat
diterapkan pastinya akan frustrasi….
Tips
Berkonsentrasilah pada kondisi real yang anda hadapi lalu tentukan solusi
untuk menemukan langkah keberhasilannya.
Keempat ,Tidak percaya diri
Kurangnya rasa percaya diri guru bisa menjadi penghambat untuk
efektifitas pembelajaran moral.Apalagi jika perilaku “tidak “ bermoral sudah
menjadi budaya di sekolah dimana guru tersebut bekerja, sehingga guru
bersangkutan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menjadi pelopor gerakan
perubahan di sekolah
bersangkutan.Sehingga ia takut melakukan perbaikan perilaku atau dianggap
sebagai cari muka dsb. Walaupun guru
bersangkutan mengetahui adanya perbuatan tidak benar disekolah itu namun enggan
bicara lantaran seluruh rekannya menolak berani jujur lantaran kondisi tersebut
sudah mengakar dan membuaya bertahun tahun.
Dengan sikap mental seperti ini dapat dipastikan akan sulit pendidikan
moral dapat dilaksanakan di sekolah
tersebut. Kalupun bisa hanya sekedar teori
Tips ;
Miliki kepercayaan diri dan keberanian memulai perbuatan dengan akhlak
,mulia anda pasti akan menemukan hasilnya…
Kelima , Ciptakan Suasana kerja bermoral
Rintangan tersbesar adalah situasi dan kondisi sekolah yang tidak
mendukung. Kalau kepala sekolah dan rekan kerja tidak receptive terhadap gagasan
gagasan perbaikan moral ,maka sulit ajaran moral dan pendidikan karakter
berjalan optimal. Apalagi jika untuk melakukan itu harus mengubah system budaya
yang mengakar di sekolah bersangkutan. Mengingat orang sangat sulit berubah
dari zona nyamannya dan takut kesulitan serta kerja keras jika melakukan perubahan.Lebih
parah lagi jika gerakan ‘moral’ belum menghasilkan perubahan dalam waktu
singkat pasti membuat ara guru saling menyalahkan dan tidak tertarik untuk
melanjutkan..Dan semua guru serta kepala sekolah memilih menjadi safe player…
Dalam pendidikan karakter seringkali yang paling menghambat keberhasilan
adalah lingkungan internal dan eksternal ,yang bersifat internal adalah ketidak
beranian guru dan kepala sekolah segera melakukan perubahan menuju gerakan
moral yang ingin dikembangkan menyangkut pemikiran dan perilaku . sedang yang
bersifat eksternal tidak keteladan kongrkit dari para pemimpin bangsa tentang
akhlak mulia mereka….!
Sumber : Guru Idola Indonesia
Sumber : Guru Idola Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar