“Jika perbuatan yang baik itu menggembirakan kamu dan
perbuatan buruk itu menyusahkanmu ,maka itulah tanda bahwa kamu seorang
mukmin’. (HR Acmad.ibnu Chibban Tabroni )
Case study
"Saya paling tidak suka
sama ibu X itu setiap ketemu selalu saja ada kotbah yang disampaikan. Saya
nggak ngerti kenapa beliau begitu,
hampir setiap siswa diperlakukan begitu.Padahal beliau itu lulusan dari PT ternama semestinya kan kelakuannya tidak
begitu. Yang membuat kami marah kalau beliau mengungkit ungkit maslah pribadi
keluarga kami ,sebagai siswa SMA tentu saja kami merasa tersinggung.mau melawan
nanti tambah runyam ,tidak dilawan beliau menjadi jadi. Bahkan beberapa teman putri
ada yang menangis kalau diungkit aib keluarganya,kok tidak berperasaan sih..1"
"Saya sih bukan nggak
mau mendengarkan kotbahnya,tapi kalau kotbahnya hanya menyerang kami ,tentu
kami tidak nyaman.Banyak teman asyik dengan dirinya sendiri ketika beliau mulai
berkotbah.Ada yang bermain HP atau asyik berbicara dengan temannya sendiri,atau
ada yang pura pura mengiyakan padahal tidak menyimak,sepertinya makin banyak
kotbah dilontarkan makin tidak dihormati oleh siswa yang lain ."
"Kalau kami dianggap
melakukan pelanggaran sering dicerca berbagai pertanyaan tanpa mau mendengarkan
dan mengerti alasan kami melakukan pelanggaran. Yang paling membuat kami muak
adalah kalu sudah dibandingkan dengan Prestasi akademiknya,,sejarah
perjuangannya dan masa lalunya padahal kami kan beda dengan dia…"
"Makanya kalau beliau
masuk kelas kami ,seluruh siswa berancang ancang mencari”kesibukan “ sendiri
daripada mendengarkan “kuliah yang tidak
tujuh menit “terus menyerang kami…kalau bisa sih lebih baik beliau nggak usah
masuk kelas kami”.
Strategic Approach
Apa jadinya jika guru kehadirannya tidak diharapkan oleh
siswa lantaran mental attitude nya menyakiti hati siswa…?
Jika kehadiran guru
tidak diharapkan , “Unwanted
teacher “oleh siswa ,dapat dipastikan kegiatan pembelajaran tidak dapat
berjalan efektif lantaran suasana hati ,pikiran dan perilaku yang tidak
kondusif. Maka inilah pentingnya Kompentensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial
bagi guru guna menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif.
Kompetensi kepribadian tercermin pada kemampuan guru dalm
berperilaku mantap,stabil ,dewasa,arif ,berwibawa ,menjadi teladan dan
berakhlak mulia. Sedangkan Kompetensi
social berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
,berkomunikasi,bergaul secara efektif dengan peserta didik ,sesame
pendidik,tenaga kependidikan ,orang tua/wali siswa dan masyarakt sekitar.
Sehingga guru bersangkutan kehdirannya dapat diterima terutama oleh siswanya.
Siswa tidak menuntut lebih kepada gurunya.
Siswa hanya
membutuhkan :
1.Kehadiran anda
tidak mendatangkan “ancaman “ bagi pikiran dan perasaannya.
“ The Student learn to
care for each other through actual your
activities not just a moral instruction “ . They also learn a great deal by
simply observing how others behave. That why it’s so important to set a good
example for your student and to point out
other role model”.
Tujukkan anda menyukai pertemuan dengan setiap siswa,segalau
apapun perasaan anda,buat siswa nada tahu bahwa anda menghargai mereka dan
persahabatan dengan tulus. Setiap siswa pada dasarnya memiliki kepekaan dalam
membedakan sapaan tulus ,menghargai antusiastik dengan yang dibuat buat atau anda
sengaja mengambil jarak vertical yang terlalu jauh sebagai guru . Apalagi dengan mengambil jarak vertical itu
anda berharap dihargai mereka ,justru sebaliknya..anda makin dihindari dan
tidak dihormati.
Cara sederhana :“agar siswa mengetahui betapa anda
menghargai profesi sebagai guru adalah memberitahau mereka dengan perilaku
bijak, yang anda wujudkan dalam setiap pertemuan dengan mereka. Niscaya
kewibawaan anda meningkat dan di hormati siswa…”
2.Lebih baik
tersenyum daripada pasang wajah “angker “
“If other are afraid
to disagree with you ,you lose out on their knowledge and creativity.they will
resent you for suppressing tem and look for way s to escape your influence”.
Dengan senyum anda dapat menciptakan lingkungn social yang damai,anda
merasa lebih nyaman dan membuat orang disekitar anda menjadi lebih
nyaman.Kendati anda dihimpit ragam persoalan ,cobalah tersenyum karena dengan anda cemberutpun serta marah
tidak akan menyelesaikan persoalan justru sebaliknya membuat orang lain pun
tidak nyaman apalagi siswa. Disamping tentu saja siswa bukan sosok yang tepat
untuk menangung segala macam problema pribadi anda.
Cara sederhana : “ Tersenyumlah ,jika anda ingin mendapatkan
balasan senyuman dari siswa anda. Tularkan semngat dan atusiasme melalui
senyuman anda. Buatlah hidup anda hari ini lebih indah dan lingkungan sekitan
anda menjadi lebih damai karena senyman anda..”.
3. Dengarkan lah dulu
,agar tahu persoalan yang sebenarnya.
“if student find that
benefit from interacting with you ,they will want to interact with you again
and often they will reciprocate your kindness”
Kadang kita salah memberikan solusi lantaran tidak
mendengarkan persoalan yang disampaikan secara menyeluruh .Bahkan bisa jadi
saran tidak efektif lantaran siswa merasa anda berbuat tidak adil mendengarkan
secara utuh kronologi permasalahan yang dihadapi siswa .Mengingat kebanyakan
orang senang berbicara tentang diri sendiri dan mau menunjukkan otoritasnya
sebagai guru yang selalu benar.
Cara Sederhana :”Daripada membuang energi dengan
berbicara yang tidak tepat sasaran mulailah dengan lebih fokus menjadi pendengar yang empati dengan menyimak
ungkapan dan ucapan yang disampaikan siswa.”
4. Guru semestinya
peka dalam merespon reaksi siswa.
Be sensitive to
student feelings , be helpful when some
student in need ,Don’t hit some student he or she is down. Don’ t take
advantage of some one weakness . Encourage student strengths.
Sering kali guru tidak mengamati reaksi siswa disaat
mengajar atau sedang berkotbah mereka sibuk berbicara dan membiarkan emosi
bicaranya bergejolak sehingga tak lagi memperhatikan apakah yang dilakukan
direspon oleh siswa dan efektif…Sehingga yang terjadi suasana kelas menjadi
ramai atau sebaliknya banyak siswa yang tidak mengerti pesan yang ingin
disampaikan gurunya.Apalagi jika pernyataan pernyataan guru dapat menyakiti
atau menyinggung perasaan siswa.
Cara Sederhana: ‘ringankan ucapan yang anda sampaikan dengan
pembicaraan yang memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa,agar siswa tidak bosam dengan
pembicaraan anda tau berkeinginan menghindari anda saat akan bertemu.”
5. Tidak menjelekkan
orang lain (siswa /guru lain )
When student believe treated unfairly ,they
feel abused and angry and often seek revenge . unfairness in a group or organization /”school atmosphere” lower morale and member commitment to group
goals (school vision ).
Tak seorang pun ingin aibnya dibuka secara
umum apalagi dibelakang dirinya.Terutama bagi siswa dibuka aibnya
didepan teman temannya dan guru lain, baik secara terang terangan atau sembunyi akan menghasilkan kekecewaan
dan dendam yang berkepanjangan sekaligus
menjatuhkan harga diri siswa bersangkutan.Jika guru terus melakukan itu siswa
bisa menilai bahwa gurunya yang ‘sebenarnya bermasalah akibatnya
membuat siswa menjadi ragu dan tidak percaya atas perilaku guru tersebut.
Cara sederhana :
“Pikirkan bawa papun yang anda katakan
adalah cerminan suasana hati anda sekaligus aka n berbalik kepada anda.
Deskripsi sifat sifat degatif orang lain bisa mencerminkan deskripsi dari sifat
sifat yang anda miliki…!”
Sumber : Guru idola indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar