“ Maka ,apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi agar mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka
dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar
..?. karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi adalah hati yang ada
didalam dada.” Qs al Hajj :46
Case Study
Sebelum memulai Kegiatan Pembelajarannya yang pertama seorang
guru fisika membuka percakapannya ;
“bagaimana menurut kalian apakah fisika itu sulit…”
“ya bu ,fisika itu sulit….”jawaban hampir serempak dijawab
seluruh siswa dalam kelas.
“ Saya ,tahu fisika itu sulit saat Ibu SMP ,pertama kali
belajar fisika ,ibu juga dalam satu semester tidak pernah dapat angka 6
semuanya dibawah 5.sehingga ibu sering menghindari dan malas belajar fisika’..
“ sama sama kita dong”..beberapa siswa berceloteh.
“ Sesuai terima raport tengah semester,ayah ibu memberi pengertian
,kalau terus menghindari kesulitan maka akan terus berhadapan dengan kesulitan
itu. Maka kata ayah ibu ,ibu harus
memiliki rasa suka terlebih dulu,sebelum
kenal maka tak sayang begitulah kata.
Sejak ibu mulai berani tidak menghindari
dan mulai menyukai fisika,ibu mewakili sekolah ke beberapa
oliempiade ,walau tidak juara pertama
waktu itu ibu menjadi runner up . Sampai ibu mahasiswa fisika yang lulus dengan
nilai lumayan.Jadi sebenarnya tidak ada kesulitan selama kalian tidak terus
menerus menghindari…ayo sekarang kita buktikan fisika itu mudah….!”
Seorang guru bisa menggunakan kemampuan empatic listening
untuk mengajar dan kegiatan pembelajaran,menjadi sahabat siswa maupun memberi teladan.
Guru abad 21 dituntut untuk memiliki kecakapan ber komunikasi dan mempengaruhi
siswanya (leadership skill) guna membangkitkan motivasi belajar siswa.
Melalui contoh contoh kisah –sukses diri
sendiri ,alumni nya atau kisah sukses tokoh tokoh lainnya sesudah mereka
berusaha keras untuk belajar dan mengembangkan diri .
Meskipun demikian kisah kegagalan juga perlu di
ceritakan,dengan catatan dapat mengurai alas an penyebab kegagalan itu,karena
kejujuran seorang guru adalah modal paling dasar bagi kepercayaan
siswa.Kejujuran seorang guru tercermin pada ucapan dan perilaku yang dapat memegang teguh ,prinsip dan tatanan
yang benar, taat terhadap aturan ,berani mengakui kekurangan dan kesalahan
diri ,bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Keberanian guru untuk menceritakan pengalaman gagalnya akan
dilihat sebagai sisi manusiawi oleh siswa dan dapat memberikan inspirasi kepada
dirinya lantaran siswa memiliki kemiripan pengalaman kesulitan belajar .Seorang
guru yang bercerita atau mengarang cerita suksesnya saja tanpa pernah gagal
oleh sebagian siswa yag kritis akan dicurigai hanya mengarang cerita dan dianggap sebagai pembual oleh siswanya.
Apalagi jika tidak dapat menjelaskan langkah langkah kongkrit menempuh
keberhasilan itu.
Menjadi Sahabat Siswa
Begitu juga dengan menjadi sahabat siswa ,seorang guru merupakan sosok yang diharapkan
dapat menerima dan mengerti perilaku siswa,kemampuan empati ini semestinya
terus menerus diasah untuk menunjukkan karakter bersahabat . Perilakunya
tercermin dari kemampuan mendengar ,menghargai dan menerima pendapat siswa
/gagasan siswa ,bersikap terbuka ,memperlihatkan antusiasme kepada siswa dan
dapat bekerja sama .karakter ini dapat memperlakukan siswa sebagai sosok
manusis yang dikasihi bahkan seorang teman yang dapat dipercaya.
Bukankah setiap orang pada dasarnya manusia butuh dimengerti
,dicintai dan dihargai apalagi menjadi sahabat setia. Dengan manjadi sahabat
setia siswa akan mudah menerima dan care kepada
anda sebagai gurunya…Sehingga anda sebagai guru tidak perlu “ja-im’ alias jaga image
terus menerus yang membuat anda mengalami kelelahan rohani s erta pembelajaran
menjadi tidak efektif High aggressive
teaching –low impact. Tambah dipaksa
tambah tidak bisa membuat kompetensi siswa meningkat.
Bahkan jika seorang guru menjadi sahabat siswa maka dapat
membuat kenangan terindah tak terlupakan dalam membangun pengalaman belajar
siswa.
‘
Menjadi Teladan
Siswa bisa saja
berperilaku tidak menyenangkan disekolah lantaran mengalami suatu kejadian yang
tidak terduga dan bertindak agresif. Pada saat mereka mengalami kekacauan
perasaan inilah siswa tidak dapat mengendalikan dirinya tidak memiliki kontrol
diri positif. Jika siswa ini tidak ditolong atau bahkan dimussuhi oleh guru dapat
dipastikan tindakan siswa akan makin agresif.Kerena memang siswa sedang
kesulitan dengan perasaannnya sendiri dan kesulitan melepaskan diri dari
belitan permasalahan.
Jika seorang guru bisa mengerti latar belakang perilaku
siswa,selanjutnya dapat mendengarkan pengakuan jujur siswa dengan
empati,menjadi sahabat siswa dan dapat membantu memberi siswa wawasan untuk solusi yang dibutuhkan. Maka bagi
siswa bersangkutan untuk menuruti ,patuh dan meniru perilaku gurunya Guru ,digugu
lan di tiru.Patut di dijadikan teladan.
Keteladanan guru dapat terwujud dalam bentuk perilaku yang
besahabat ,menjalankan kegiatan yang jujur dan dapat dipercaya serta memberi contoh perilaku yang dapat
menginspirasi siswa untuk bersemangat dalam belajar.
Ketika guru menjadi teladan bagi siswanya ,maka guru
bersangkutan akan ditempatkan didalam hati sisiwa selanjutnya dapat
diklarifikasi karakter nya.Tercermin pada penampilan-perilakunya orang
bisa menafsirkan karakter guru tersebut, baik saat mengajar
dikelas,ucapan , perasaan tindakan dan kecepat-tanggapan dalam
menghadapi berbagai situasi.
Kalau anda dapat menunjukan karakter bersahabat sebagai
bukti kompetensi pedadogik yang anda
miliki ,maka siswa akan tergerak untuk
senang ,bersemangat dan bangga menjadi murid anda…!
Sumber : guru idola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar