Halaman

SELAMAT DATANG DI BLOG PUTRANE WONG JOWO KELAHIRAN SUMATRA

24 Sep 2012

Budi Pekerti Guru Di”Mata” Siswa.

Case Study 

 Saya lebih senang dan tenang belajar  bersama dengan pak Nuk ,lantaran beliau bisa mengerti kami sebagai siswa. Beliau tidak mengambil jarak terlalu jauh serta "Jaim" kepada siswa nya. Dalam pembelajaran beliau cakap kompeten dan komunikatif,beliau dapat mengambil hati siswa ,sabar memberikan penjelasan kepada beberapa siswa yang belum mengerti dan tidak murah marah saat berbeda pendapat tentang materi yang dibahas.Bagi kami sekalipun beliau adalah “sahabat- kami “ namun kami sangat bangga dan menghormatinya.”
Abstract
INPRES NOMOR 1 Tahun 2010
Bidang Pendidikan : Penguatan  metodologi dan Kurikulum
·         Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter  bangsa.
·         Terselanggaranya uji coba kurikulum dan metode  pembelajaran aktif berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa
Implementation Strategic
Dalam dunia  Pendidikan ,budi pekerti adalah hal yang paling penting.Kompetensi akademik siswa harus seiring dengan prestasi akhlaknya.Apa jadinya jika anak pintar tapi akhlaknya tidak bagus.  Namun yang lebih penting adalah keteladan guru dalam akhlak perilaku nya karena keteladan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa . Bukankah guru kencing berdiri siswa kencing berlari ,pepatah yang sering kita temui pada dunia pendidikan.
Tidak mudah memang mengajarkan budi pekerti kepada siswa diera kebebasan informasi,apalagi sekedar mengajarkan teori budi pekerti tanpa contoh perilaku nyata dari guru.Pada akhirnya ,para pendidik harus memberikan keteladanan  budi pekerti melalui  ucapan ,perilaku dan tindakan  yang dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.Perilaku budi pekerti yang diteladankan para guru merupakan system nilai  yang mengakui keunikan perilaku siswa,dan sekaligus membimbing siswa sesuai budi pekeri yang ingin dibiasakan disekolah bersangkutan
Dalam  Pengertian dan Pendidkan Karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal ,peduli dan menginternalisasi nilai nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.   Artinya guru dituntut  untuk dapat menegakkan dan mengedepankan integritas,kehormatan dan martabat profesi pendidik dengan cara jujur dalam memberikan pelayanan prima pendidikan kepada kepentingan terbaik siswa.
Kompetensi kepribadian guru merupakan kemampuan  personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,stabil,dewasa,arif dan berwibawa ,menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.. Dalam kegiatan pembelajaran misalnya,seorang guru punya tanggung jawab untuk berbicara sopan dan menghargai pendapat siswa,mengungkapkan ketidak setujuan tanpa melecehkan dan memperkenalkan kelemah lebutan dalam berkomunikasi .  Dalam berperilaku ,seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian  harus menghindari tindakan yang tidak jujur ,mengancam siswa ,tidak tepat janji dan menekan perasaan siswa.
Kemudian dalam perilaku diluar kelas,guru tidak boleh memaksakan kehendak kepada siswa untuk menuruti perintahnya tanpa ada keterkaitan dengan tugas belajarnya atau melarang siswa menjalani  kegiatan  pengembangan diri dalam mengejar prestasi lainnya.Dalam soal pelayanan pendidikan guru tidak boleh terpaku dan berfokus pada dirinya sendiri,teacher centered ,harus sepenuhnya memperhatikan kebutuhan ,keinginan dan kecemasan siswa dalam belajarnya.
Sebenarnya cara mudah dalam mengajarkan budi pekerti adalah mengajak guru mendengar suara hati nuraninya.  Yaitu tidak membiarkan kegelisahan hati dan takut ketahuan orang lain lantaran berbuat yang tidak sesuai norma yang diyakini . Atau memperlakukan siswa sebagaimana ingin diperlakukan.
Mengukur budi pekerti guru harus dapat dirasakan dalam pengalaman yang menyenangkan  bagi siswa dan masyarakat. Pendidikan budi pekerti harus merupakan komitmen pribadi bagi guru sebagai nilai kehidupan pribadi. Karena itu ,pada akhirnya seorang guru memiliki dan sudah memberikan teladan budi pekerti kepada siswa terletak pada penilaian siswa dan masyarakat.Seringkali  pihak manajemen sekolah tidak menanggapi  keluhan satu dua orang siswa dan orang tuanya atas perilaku guru . Setelah terjadi skandal atau mendapat protes besar besaran atau alporan ke publik baru sekolah mengambil tindakan .Dengan memberikan klarifikasi ,pembelaan melalui media massa.
Elemen  kompetensi kepribadian guru  dalam budi pekerti  tercermin sebagai berikut:
Pertama   : Kepribadian Mantab dan Stabil
Memiliki kebanggaan sebagai pendidik sehingga dalam menjalankan tugasnya  bertindak sesuai norma hukum ,social secara konsisten.Karena profesi guru professional bukan sekedar hanya proses mendapatkan sertifikasi melainkan panggilan hati. Guru semestinya memberikan ketulusan dalam mendidik peserta didik sehingga sampai kepada prestasi terbaiknya.
 Guru yang berkepribadian mantab dan stabil  adalah yang memiliki kemantapan dalam penguasaan ilmu dan penguasaan emosi. Kondisi ini akan membuat guru bisa mengajar dengan lebih baik ,,Sehingga guru bersangkutan tidak cemas atau kuatir terhadap perilaku kritis siswanya. Pada akhirnya relasi antara guru dan siswa bukan relasi paksaan,”terpaksa masuk kelas lantaran harus ikut mata pelajaran bersanguktan walaupun tidak menyukai perilaku gurunya !”
Dengan demikian guru yang berkepribadian mantab dan stabil akan memberikan pengaruh kepuasan belajar siswa untuk stabil dan mantab dalam kegiatan belajarnya..
Kedua ,Kepribadian Berwibawa
Kewibawaan seorang guru tercermin dari perilaku yang disegani karena budi pekertinya yang agung.Sehinnga berpengaruh terhadap akhlak peserta didik. Kewibawaan seorang guru tidak dapat ditegakan  dengan cara keras dan main perintah.Namun hanya bisa tumbuh melalui pemahaman dan penjelasan yang   saling menghargai  dainata siswa dan guru.
Seorang guru yang bisa mengerti keinginan dan kecemasan serta problematika siswa tanpa harus melable negative.Pemahaman  atas latar belakang   perilaku siswa yang sedang menghadap masalah  akan memberikan reaksi positif siswa untuk terbuka dan mengharapkan solusi dari gurunya Dengan menjadi sahabat siswa guru akan tetap dapat mempengaruhi dan mengajarkan budi pekerti tanpa harus kehilangan kewibawaan ,lantaran siswa melihat integritas guru antara pengajaran budi pekerti dan perilaku keseharian.
Ketiga :Kepribadian Arif
Kemampuan guru untuk berbudi pekerti bukan perilaku yang dibuat buat ,sehingga kehadirannya dapat memberikan inspirasi bagi siswa dan stake holder yang lainnya lantaran kehadiran mendatangkan solusi dan kemanfaatan.Guru adalah sosok yang mendapat kepercayaan untuk memberikan teladan dalam keilmuan,ketrampilan dan sikap mental.
Dengan makin berdaya dan tercerahkan wawasan siswa ,orang tua dan masyarakat maka tuntutan kepada guru semakin meningkat,seiring dengan meningkatnya kesejahteraan guru maka kompetensi,kinerja dan perilaku menjadi sorotan tajam banyak pihak .Bahkan nantinya citra sekolah akan terletak pada budi pekerti gurunya terutama dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada siswa.
Lagi pula guru yang tidak bisa memberikan teladan budipkerti yang diharapkan akan mendatangkan rasa tidak hormat ,tidak percaya bahkan meragukan kompetensi dan professional guru bersangkutan. Seorang guru yang mengabaikan perilaku berbudi pekerti sebenarnya bakal menangung resiko yang berat,yakni mendapat protes dari siswa dan masyarakat . Pada akhirnya bakal menciderai citra guru itu sendiri.
Keempat . Kepribadian yang Dewasa.
Kedewasaan tercermin dari kemandirian dalam menjalankan profesi pendidik  yakni memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat memberikan pelayanan terbaiknya kepada anak didik.Memiliki etos kerja sebagai pendidik.,setiap guru data menyusun RPP untuk setiap kompetensi berdasarkan prinsip prinsip perencanaan pebelajaran dan di evaluasi secara periodic untuk mengukur efektifitas kegiatan pembelajarannya guna peningkatan prestasi belajar siswa.
Keahlian guru dalam menjelaskan materi sesuai bidang keilmuan serta bisa mengerti perilaku siswa dalam kegiatan pembelajarannya adalah bentuk kedewasaan guru . Sehingga siswa dapat memiliki ketenangan dalam belajar dan mendapatkan kemudahan dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru bersangkutan
Saat ini pola relasi antara guru dan siswa tidak bisa bersifat vertical ,atasan bawahan . melainkan horizontal ,keseteraan ,tidak memiliki jarak ,persahabatan dan rasa hormat. Hanya orang yang terhormat yang dapat menempatkan dirinya secara terhormat tanpa keangkuhan dan mendatangkan rasa hormat dari orang lain  dalam hal ini siswa….

Tidak ada komentar: