Halaman

SELAMAT DATANG DI BLOG PUTRANE WONG JOWO KELAHIRAN SUMATRA

24 Sep 2012

Hambatan Pendidikan Karakter ,dan Solusinya

Case Study 

 “Anak ku kalian harus percaya  kepada diri sendiri  ,kalian harus jujur karena kejujuran itu adalah pangkal kesuksesan. Karena itu apapun yang kalian lakukan harus dapat menghasilkan perbuatan yang bisa dipercaya,jangan sia –siakan  kepercayaan orang tua kalian….,namun pada saat pemberkasan untuk sertifikasi ,guru bersangkutan menyerahkan …beberapa data seminar abal –abal,bahkan tanpa ikut seminar dapat sertifikat atau pada saat membuat PTK /karya tulis  meng copy –paste karya orang lain….  Dan masih banyak ucapan dan tindakan guru bersangkutan yang tidak sesuai dengan  ajaran moral yang dikotbahkan setiap hari….saya kira anda akan tahun sikap siswa  jika guru bersangkutan mulai kotbah…..ah teori…!

Abstract 
UU nomor 20 /2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .Permendiknas nomor 22/2006 tentang Standar Isi,Permendiknas  tentang SKL ,Inpres nomor 1/2010 tentang percepatan Pelaksanaan Prioritas pembangunan Nasional tahun 2010 menyatakan /menghendaki/memerintahkan pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah.
Sub Kompetensi Kepribadian Guru  adalah memiliki kepribadian yang mantap dan stabil dengan indikator  esensial ;bertindak sesuai norma hukum ,bertindak sesuai norma sosial ,bangga sebagai pendidik dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan  norma.  Sedangkan sub kompetensi kepribadian yang dewasa  dengan indiator esensial menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai pendidik.   Sumber Direktorat Ketenagaan ,Direktorat Jenderal Pendidikan
Applied Strategy
Sulit  bagi siswa respect pada perilaku guru yang tidak mencerminkan perbuatannya apalagi jika ucapan guru tersebut lebih banyak unsur kotbahnya. Artinya siswa dijejali berbagai teori moral yang siswa tidak melihat teori yang diajarkan guru bersangkutan tidak terlihat pada perilaku siswa bahkan bertentangan dengan yang diajarkannya/kotbah .Akibatnya siswa tidak mempercayai ajaran guru bersangkutan bahkan dapat menimbulkan rasa tidak suka apabila anjuran perbuatan baik tidak diiringi perbuatan nyata penganjurnya.Keadaan seperti ini tentu sering anda temukan terjadi pada setiap orang.Namun  karena guru terdapat nilai yang melekat  dalam profesi dan kepribadian yakni  harus menjadi teladan  bagi siswa maka perbuatan ini harus dihindari…
Mengapa integritas bagi guru itu penting…


Pertama ,pembelajaran nilai  moral  bukan sekedar teori
Seorang guru boleh saja mengetahui berbagai teori tentang moral ,tetapi untuk membentuk karakter siswa sesuai nilai moral yang akan ditumbuh kembangkan  tidak cukup hanya mengajarkan nilai moral.Dibutuhkan faktor keteladanan  yang diwujudkan olah guru bersangkutan,kemampuan guru bersangkutan dalam membawakan diri maupun bagaimana ia berhubungan dengan sesama rekan guru terutama bagaimana  berhubungan dengan siswa. Kalau ia bersikap terlalu sok atau terlalu over acting ,maka apapun ajaran moral dengan berbagai metode pembelajaran tidak akan pernah berhasil.
Bagi siswa yang masih  membutuhkan model pembimbing tentang dinilai moral yang dipelajari maka  perilaku guru yang tidak sesuai dengan kotbah moralnya tentu ,membuat siswa sakit hati dan enggan menjalankan anjuran gurunya. Mengingat siswa tidak dapat merasakan pengalaman langsung yang meyakinkan dari pelajaran moral yang telah diterimanya.kalau seorang guru dianggap tidak konsisten dan memiliki integritas sulit bagi siswa patuh pada ajaran kebaikan sekalipun….
Seorang guru boleh saja hapal ribuan teori moral ,namun jika hanya mengajarkan secara teori tanpa menyesuaikan diri dengan kondisi perkembangan psiko-sosial siswa dapat dipastikan …di tentang..!
Meskipun demikian banyak guru yang secara arogan “mengkondisikan’ /memaksakan nilai moral kepada siswa namun tidak pada dirinya… atau ada juga guru yang beranggapan semua ajaran moral tidak bisa diajarkan lantaran moral seluruh masyarakat bangsa ini sudah rusak…!  

Tips :
Sesungguhnya ajaran moral yang efektif kalau guru  tersebut menjalankan dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dari nilai yang diyakininya ,baru kemudian mempengaruhi siswa untuk menjalankannya…!


Kedua ,keberanian memutuskan
Keberanian memutuskan mengajarkan nilai moral kepada siswa harus diwujudkan dengan mutu kerpribadian  dan perilaku guru bersangkutan ,sebagai sosok yang pertama kali meyakinkani akan kemanfaatan ajaran moral yang dikuasainya/diketahuinya.Dalam pembelajaran nilai moral yang dibutuhkan bukan teorinya tetapi pengamalannya.Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan berpikir imajinatif ,bagaimana jika nilai moral yang dijalankannya dapat mewarnai  dan menginspirasi perilaku siswa disekolah dan dirumah…  
Ambil contoh Jika ingin mengembangkan karakter jujur,mulai dari diri sendiri ,seperti berani mengakui kekurangan diri sendiri,bersedia dikritik dan selanjutnya memperbaiki kualitas diri,tidak memiliki niat ambil jalan pintas apalagi melakukan perbuatan curang atau melakukan ‘penipuan “,copi paste karya orang lain dsb.Sehingga ketika mengajarkan nilai moral kepada siswa tidak ada ganjalan lagi dalam hati …bahwa anda gelisah karena belum melaksanakan atau merasa menipu diri senidri…!

 Tips
Miliki pengetahuan tentang ajaran moral sebanyak mungkin namun  miliki niat anda sebagai pelaku utama  yang mengamalkannya sebelum mengajarkannya kepada siswa…..!
Seorang guru bisa saja menampilkan kesan baik baik atau mengajarkan nilai yang baik baik namun tidak bisa menipu diri sendiri,jika tidak mengamalkannya…!


Ketiga :temukan kunci keberhasilan pendidikan karakter
Berapa banyak guru yang mengeluh tentang sulitnya proses kenaikan jabatan,seleksi mendapatkan tunjangan/pangkat atau  mengeluh tentang rendahnya prestasi belajar siswanya.nah ,pada kondisi seperti ini guru harus menentukan skala prioritas tindakan atau berkonsentrasi pada teori  nilai  moral yang dikuasinya,seperti mengakui dengan jujur keterbatasan diri dan segera melakukan upaya menemukan solusi. Jika tidak memiliki kemampuan menentukan skala prioritas dalam kondisi yang rumit seperti itu guru bersangkutan bisa melakukan cara cara instant yang bertentangan dengan nilai moral yang diyakininya . Serta berdampak fatal tidak dipercaya peserta didik.Apalagi jika pengetahuan tentang moral banyak dimilikinya itu sama sekali tidak dapat diterapkan pastinya akan frustrasi….

Tips
Berkonsentrasilah pada kondisi real yang anda hadapi lalu tentukan solusi untuk menemukan langkah keberhasilannya.


Keempat ,Tidak percaya diri
Kurangnya rasa percaya diri guru bisa menjadi penghambat untuk efektifitas pembelajaran moral.Apalagi jika perilaku “tidak “ bermoral sudah menjadi budaya di sekolah dimana guru tersebut bekerja, sehingga guru bersangkutan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menjadi pelopor gerakan perubahan  di sekolah bersangkutan.Sehingga ia takut melakukan perbaikan perilaku atau dianggap sebagai  cari muka dsb. Walaupun guru bersangkutan mengetahui adanya perbuatan tidak benar disekolah itu namun enggan bicara lantaran seluruh rekannya menolak berani jujur lantaran kondisi tersebut sudah mengakar dan membuaya bertahun tahun.
Dengan sikap mental seperti ini dapat dipastikan akan sulit pendidikan moral dapat dilaksanakan  di sekolah tersebut. Kalupun bisa hanya sekedar teori

Tips ;
Miliki kepercayaan diri dan keberanian memulai perbuatan dengan akhlak ,mulia anda pasti akan menemukan hasilnya…


Kelima ,  Ciptakan Suasana kerja bermoral
Rintangan tersbesar adalah situasi dan kondisi sekolah yang tidak mendukung. Kalau kepala sekolah dan rekan kerja tidak receptive terhadap gagasan gagasan perbaikan moral ,maka sulit ajaran moral dan pendidikan karakter berjalan optimal. Apalagi jika untuk melakukan itu harus mengubah system budaya yang mengakar di sekolah bersangkutan. Mengingat orang sangat sulit berubah dari zona nyamannya dan takut kesulitan serta kerja keras jika melakukan perubahan.Lebih parah lagi jika gerakan ‘moral’ belum menghasilkan perubahan dalam waktu singkat pasti membuat ara guru saling menyalahkan dan tidak tertarik untuk melanjutkan..Dan semua guru serta kepala sekolah memilih menjadi safe player…
Dalam pendidikan karakter seringkali yang paling menghambat keberhasilan adalah lingkungan internal dan eksternal ,yang bersifat internal adalah ketidak beranian guru dan kepala sekolah segera melakukan perubahan menuju gerakan moral yang ingin dikembangkan menyangkut pemikiran dan perilaku . sedang yang bersifat eksternal tidak keteladan kongrkit dari para pemimpin bangsa tentang akhlak mulia mereka….!


Sumber : Guru Idola Indonesia

Tidak ada komentar: